SERANG, PUBLISIA.ID-Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menggelar rapat kerja di Mambruk Anyer, Kabupaten Serang, sebagai forum strategis untuk menyusun arah pembangunan akademik dan kelembagaan, Selasa 18 November 2025.
Kegiatan ini dihadiri pimpinan fakultas, ketua jurusan, ketua laboratorium, dan para koordinator program studi. Raker dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor II Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Prof. Dr. Ir. Asep Rudwan, ST., MT.
Dalam pembukaan, Dekan FKIP Untirta Dr. H. Fadlullah, S.Ag., M.Si., menegaskan pentingnya membangun peradaban buku sebagai fondasi keilmuan dan peradaban akademik kampus.
Menurutnya, kampus kependidikan harus menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan budaya membaca, meneliti, menulis, mengajar, dan mengabdi.
Ia menekankan bahwa guru dan dosen adalah ilmuwan pendidik yang tidak hanya menyampaikan ilmu secara lisan, tetapi juga meninggalkan jejak ilmiah melalui tulisan yang dapat diwariskan lintas generasi.
Fadlullah menambahkan bahwa salah satu bentuk paling sederhana namun esensial dari kampus berdampak bagi seluruh warga FKIP adalah kolaborasi penulisan buku ajar. Bentuknya dapat berupa penyusunan buku referensi mata kuliah untuk mahasiswa hingga penulisan buku pelajaran bagi jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, dan SKh.
Menurutnya, upaya ini bukan hanya memperkaya khazanah akademik, tetapi juga memastikan bahwa dosen berkontribusi langsung pada mutu pendidikan nasional melalui karya konkret yang dapat digunakan di ruang-ruang kelas.
Dekan FKIP juga menegaskan bahwa peradaban buku tidak tumbuh dari budaya instan, tetapi dari ekosistem intelektual yang dibangun secara serius dan berkelanjutan.
Buku, monograf, dan jurnal menjadi instrumen pembentukan karakter ilmuwan, sekaligus ruang tempat gagasan diuji, diperdebatkan, dan dikembangkan. Karena itu, FKIP mendorong setiap dosen untuk aktif memproduksi karya ilmiah, meningkatkan sitasi, dan memperkuat jejaring keilmuan di tingkat nasional dan internasional.
Selain sitasi sebagai simbol legitimasi akademik, Fadlullah menekankan pentingnya royalti sebagai sumber pendanaan berkelanjutan bagi riset dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Royalti tidak hanya memberikan apresiasi material, tetapi juga menciptakan kemandirian akademik yang memungkinkan dosen memperluas penelitian, memperbarui referensi, serta terus menghasilkan karya baru. Semakin banyak dosen menulis buku, FKIP akan memperkuat kemandirian dan daya saingnya sebagai fakultas kependidikan.
Pada sesi berikutnya, Wakil Rektor II memberikan dukungan penuh terhadap arah kebijakan FKIP tersebut. Ia menilai bahwa inisiatif FKIP sangat strategis, terutama dalam menyiapkan kelas akselerasi, program fast-track S1–S2, kelas internasional, skema student mobility global, serta pembelajaran berbasis laboratorium (lab-based learning).
Program-program ini dinilai sejalan dengan roadmap transformasi akademik UNTIRTA menuju universitas berdaya saing global.
Raker kemudian ditutup dengan penetapan agenda, timeline implementasi, serta komitmen bersama untuk memperkuat budaya ilmiah yang berorientasi pada karya dan dampak.
FKIP Untirta menegaskan bahwa pembangunan peradaban buku dan inovasi pembelajaran akan menjadi dua pilar utama dalam perjalanan fakultas menyongsong tantangan pendidikan dan keilmuan masa depan.(red)



















