PANDEGLANG, PUBLISIA.ID-Dalam rangkaian peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI, Kiai Embay Mulya Syarief, Ketua Umum PB Mathla’ul Anwar sekaligus tokoh Banten, menghadiri sekaligus membuka acara Sarasehan bertema “Orang Gunung Ngomongin Gunung di Gunung” yang digelar di Kampung Kadu Hejo, Desa Sukaraja, Kecamatan Pulosari, Pandeglang, Ahad (10/8.2025).
Kadu Hejo merupakan salah satu kaki Gunung Aseupan, gunung yang menjadi sumber penting aliran air bersih hingga dimanfaatkan oleh berbagai wilayah, termasuk industri di Cilegon.
Dalam sambutannya, Kiai Embay menegaskan bahwa gunung ibarat tangki air raksasa yang menyimpan oksigen dan air, dua elemen vital bagi kehidupan.
“Manusia tanpa emas tidak mati, tapi tanpa air akan mati. Menjaga gunung dan hutan sama artinya menjaga kehidupan,” ujar Kyai Embay.
Ia mengajak seluruh masyarakat untuk memahami proses alami gunung dalam menyimpan air, serta pentingnya menjaga kelestarian alam.
“Kalau kita kejar akhirat, dunia akan ikut. Menjaga gunung berarti menjaga kehidupan generasi yang akan datang,” tambahnya.
Sarasehan ini juga menjadi momentum untuk bersyukur atas kemerdekaan Indonesia dan menegaskan komitmen menjaga kelestarian Gunung Akarsari, yang meliputi Gunung Karang, Aseupan, dan Pulosari, agar tidak dirusak.
Kiai Embay menutup sambutannya dengan ajakan, “Mari kita bersama-sama menjaga anugerah ini. Gunung, hutan, dan air adalah titipan Allah yang harus kita rawat.” (red)