SERANG, PUBLISIA.ID – Menyikapi persoalan serta dinamika sosial, politik, dan keamanan yang akhir-akhir ini terjadi di Jakarta, dan beberapa daerah di Indonesia, Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA) menyampaikan keprihatinan sekaligus menyerukan sikap moral sebagai bagian dari tanggung jawab kebangsaan dan keumatan.
Ketua Umum PBMA H. Embay Mulya Syarief mengatakan pernyataan sikap ini dalam rangka mendorong terciptanya situasi yang damai, adil, serta persaudaraan kebangsaan dengan tetap mendengarkan aspirasi rakyat.
“Sebagai organisasi Islam yang berkhidmat pada dakwah, pendidikan, dan sosial kemasyarakatan, PBMA memandang bahwa menjaga persatuan, kedamaian, serta keselamatan bangsa adalah kewajiban bersama,” kata H. Embay dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (29/8/2025).
Masih dikatakan H. Embay, untuk itu, Pengurus Besar Mathla’ul Anwar menyatakan, pertama mengucapkan duka cita yang mendalam atas wafatnya saudara kita Affan, seorang pengemudi ojek online, serta mendoakan semoga almarhum husnul khatimah dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan;
“Poin kedua adalah, meminta aparat penegak hukum untuk menangani peristiwa tersebut secara tegas, adil, transparan, serta menindak segala bentuk penyalahgunaan kewenangan yang merugikan rakyat, dengan tetap mengutamakan kepentingan, keadilan sosial, dan keselamatan masyarakat,” jelasnya.
Poin ketiga, mengapresiasi masyarakat yang menyampaikan pendapat di muka umum sebagai bagian dari demokrasi, sembari mengimbau agar seluruh bentuk penyampaian aspirasi dilakukan dengan tertib, damai, menjunjung tinggi akhlak mulia, serta menjaga ketenangan dan tidak terprovokasi;
“Poin keempat adalah Mengajak seluruh elemen bangsa untuk mengedepankan dialog, musyawarah, serta cara-cara damai dalam menyikapi perbedaan pandangan maupun kepentingan, sekaligus menghindari ujaran kebencian, kekerasan, dan tindakan yang berpotensi memperkeruh keadaan,” tambah H. Embay.
Pernyataan sikap poin kelima adalah mengajak semua pihak, para penyelenggara negara, aparat keamanan, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta unsur sipil, untuk bersama-sama mendinginkan suasana, menahan diri, menjaga keamanan dan kondusifitas demi kepentingan yang lebih besar. PBMA menegaskan agar masyarakat tidak terprovokasi dan tidak mau diadu domba dengan aparat keamanan atau pihak manapun, serta memberikan waktu dan kesempatan bagi institusi terkait untuk melakukan pembenahan;
“Dan poin terakhir adalah menegaskan pentingnya persatuan dan keutuhan NKRI sebagai amanah konstitusi sekaligus ajaran agama demi kemaslahatan umat, serta menyerukan agar nilai persaudaraan, perdamaian, dan persatuan terus dijaga oleh seluruh warga bangsa, khususnya warga Mathla’ul Anwar,” tegas H. Embay. (*)