SERANG, PUBLISIA.ID-Kiprah yang diukir Akarilalang Witharja bisa menjadi inspirasi bagi anak muda Banten.
Akarilang atau dikenal dengan nama akrab Aka Witharja, film maker muda asal Banten, sukses menorehkan prestasi membanggakan di pentas internasional.
Prestasi kelas internasional itu membuktikan bahwa anak muda Banten bisa menciptakan sejarah di dunia industri perfilman.
Karya Aka Witharja berhasil menembus Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2025, festival film internasional terbesar di Indonesia.
Tahun ini, dua film garapan sang film maker muda asal Banten akan ditayangkan bersama 227 film lain dari 43 negara.
Dua film tersebut berjudul “Anatomi Burung Hantu” (judul internasional ” On Being Almost” ) dan “Habitus Kolektif” (judul internasional ” Mundane”).

Film “Anatomi Burung Hantu” akan tayang pada 1 Desember 2025 pukul 12.45 WIB di Studio 5 Empire XXI Yogyakarta, sedangkan “Habitus Kolektif” dijadwalkan tayang pada 5 Desember 2025 pukul 19.00 WIB di tempat yang sama.
Film “Anatomi Burung Hantu” akan melakukan penayangan perdana dunia (world premiere) di ajang JAFF 2025.
Karena ini festival internasional, setiap film memiliki judul asli dan judul internasional,” ujar Aka yang alumnus SMAN 1 Kota Serang, Selasa 11 November 2025.
Lulusan St. Petersburg State Institute of Film and Television, Rusia, ini menceritakan bahwa “Anatomi Burung Hantu” merupakan salah satu dari 10 film yang mendapatkan pendanaan dari program Layar Indonesiana.
Program itu merupakan kompetisi produksi film pendek yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan RI. Film ini terpilih setelah bersaing dengan lebih dari 450 proposal film dari seluruh Indonesia.
Film tersebut berkisah tentang Malik, seorang dosen yang telah lama bercita-cita menjadi novelis namun terus gagal mewujudkannya. Ia merasa karyanya sudah layak, hingga pertemuannya dengan novelis terkenal Robert Hausu membuka kesadarannya bahwa dirinya masih perlu berkembang.
Dalam film ini, tokoh Malik diperankan oleh Iskak Khivano, sementara tokoh Robert Hausu diperankan oleh Frans Nickolas.
“Film ini ngejawab acceptance (penerimaan-red) sama sadar bahwa kadang-kadang etalase yang kita pengen nggak selalu bisa kita dapet,” kata Aka yang mengambil konsentrasi studi Dramaturgi in Writing for Film and TV di Rusia.
Film ini, sebut Aka yang mengenyam pendidikan sekolah dasar di SD Al Azhar Kota Serang, mengeksplorasi bagaimana rasanya berada dalam fase yang dia sebut “fase hampir”.
Hampir berhasil, hampir gagal. Hampir pergi, hampir bertahan. Fase abu-abu yang justru paling melelahkan dalam proses aktualisasi diri.
Proses pengambilan gambar dilakukan di tiga lokasi, yaitu Universitas Indonesia, kafe Kopitagram Cinere, dan Rumah Syuting Cinere.
Dalam proyek ini, Aka bertindak sebagai sutradara sekaligus penulis skenario. Dalam film “Habitus Kolektif”, Aka juga bertindak sebagai sutradara sekaligus penulis skenario.
Film “Anatomi Burung Hantu” dan “Habitus Kolektif” diproduksi di bawah bendera sebuah kolektif kreatif independen bernama Momentariya yang didirikan oleh Aka Witharja dan Fira Zainal sejak tahun 2024.
Sebelumnya, “Anatomi Burung Hantu” sempat diajukan ke program pendanaan Jakarta Film Fund milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, namun belum berhasil lolos. Setelah melakukan sejumlah perbaikan bersama produser Fira Zainal, film tersebut akhirnya berhasil menembus seleksi Layar Indonesiana.
“Film ini sempat beberapa kali mental sebelum akhirnya diterima,” ujar Aka sambil tersenyum.
JAFF 2025 merupakan penyelenggaraan ke-20 yang akan berlangsung pada 29 November hingga 6 Desember 2025 di berbagai lokasi di Yogyakarta.
Direktur Festival Ifa Isfansyah menyebut bahwa perkembangan JAFF selama dua dekade terakhir mencerminkan pertumbuhan sinema Indonesia. Tahun ini, JAFF akan menayangkan 227 film dari 43 negara Asia-Pasifik dalam program kompetisi dan nonkompetisi.
Film pembuka yang akan ditayangkan adalah “Opera Jawa” karya sutradara Garin Nugroho, sementara film penutupnya adalah “Suka Duka Tawa” garapan Aco Tenriyagelli.
Selain pemutaran film, festival ini juga menghadirkan ruang industri seperti JAFF Market yang menampilkan enam program unggulan, di antaranya JAFF Future Project, Content Market, dan Talent Day.
Selamat ya Aka! (red)



















