Oleh Dr. H. Fadlullah, S.Ag., M.Si.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNTIRTA
FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sejak tahun 2024 mempertegas arah transformasinya melalui tagline “Sekolah Jawara Indonesia.” Tagline ini menjadi simbol komitmen FKIP sebagai LPTK strategis yang mencetak pendidik profesional dengan karakter kepemimpinan, daya saing, dan dedikasi pada perubahan sosial.
Seluruh kebijakan akademik dan kelembagaan yang dikembangkan pada tahun 2025 diarahkan untuk memperkuat dampak FKIP bagi sekolah, masyarakat, dan ekosistem pendidikan nasional.
Perubahan kebijakan pendidikan nasional dan dinamika abad ke-21 menuntut FKIP UNTIRTA memperbarui kurikulum, tata kelola pembelajaran, serta strategi kemitraan.
Konsolidasi akademik ini menjadi pijakan dalam menciptakan lulusan guru yang memiliki integritas, literasi kebangsaan, kecakapan teknologi, dan kepekaan sosial. Tahun 2025 menjadi momentum penyelarasan program agar seluruh inovasi saling menguatkan dalam satu visi besar.
Arah Baru Kurikulum 2025
Inovasi kurikuler utama adalah penetapan Pedagogi Pancasila sebagai identitas keilmuan FKIP. Pedagogi ini dirumuskan sebagai kerangka nilai, cara pandang, dan kompetensi yang mengintegrasikan karakter bangsa, kearifan lokal Banten, dan keterampilan global.
Di tingkat sarjana, Pedagogi Pancasila menjadi pedoman kurikulum; sementara di tingkat magister, Pedagogi Pancasila ditetapkan sebagai mata kuliah khas S2 magister pendidikan untuk memperkuat tradisi keilmuan FKIP secara konsisten dan berkelanjutan.
Implementasi Pedagogi Pancasila diwujudkan melalui kurikulum yang menempatkan Mata Kuliah Umum (MKU) pada semester 1–2 sebagai fondasi nilai, sikap akademik, dan orientasi intelektual. Pada fase awal ini, mahasiswa didorong berhimpun dalam komunitas belajar, baik dalam kelompok minat maupun organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ).
Aktivitas komunitas ini diposisikan sebagai cikal bakal City of Intellect—ruang ekosistem akademik tempat mahasiswa mengembangkan diskusi ilmiah, praktik kepemimpinan, budaya kolaborasi, dan integritas nilai. Dengan demikian, MKU bukan hanya membentuk fondasi karakter, tetapi juga mengawali proses tumbuhnya peradaban akademik FKIP.
Pada tahun terakhir studi (semester 7–8), kurikulum fokus pada penguatan kepemimpinan, kewirausahaan, kolaborasi, dan literasi ilmiah. Bentuk konkret penguatan ini adalah program KKM Transformatif, yaitu kegiatan lapangan yang menempatkan mahasiswa belajar langsung dari kehidupan nyata di masyarakat dan sekolah.
Melalui program ini, mahasiswa mempraktikkan kepemimpinan perubahan sosial, memahami dinamika pendidikan secara riil, berinteraksi dengan komunitas lokal, dan merancang solusi berbasis kebutuhan riil. Pendekatan ini menyiapkan mahasiswa sebagai calon pendidik dengan kepekaan sosial dan kemampuan memimpin perubahan.
Setiap program studi memperkuat visi keilmuan yang menjadi identitas inti profesinya. Matakuliah keilmuan pada tahun pertam bersifat umum sesuai rumpun ilmu, mulai spesifik pada tahun kedua, dan puncaknya tahun ketiga (semester 5) menjalankan program magang dan studi independen bersertifikat.
Dalam rangka memperdalam karakter akademik, dosen diwajibkan melakukan kajian sesuai kelompok kepakaran, melibatkan mahasiswa dalam riset kolaboratif, dan menghasilkan buku referensi di bidang keilmuan masing-masing. Kegiatan ini memperkuat budaya riset, meningkatkan kualitas pembelajaran, serta memastikan FKIP aktif memproduksi pengetahuan baru yang relevan dengan kebutuhan pendidikan.
School Partnership Model
Inovasi berikutnya adalah penguatan School Partnership Model sebagai kemitraan strategis antara FKIP dan sekolah-sekolah mitra di Provinsi Banten. Kemitraan ini tidak bersifat administratif, tetapi merupakan kolaborasi akademik yang mendukung pengembangan kurikulum, penelitian terapan, dan laboratorium pembelajaran sekolah.
Dosen FKIP juga memberikan kontribusi melalui in-house training bagi guru, pendampingan inovasi pembelajaran, serta kolaborasi penulisan buku ajar mata pelajaran sesuai bidang ilmu. Dengan demikian, kemitraan FKIP dan sekolah menghasilkan peningkatan mutu pendidikan yang berkelanjutan.
Melalui School Partnership Model, FKIP memperkuat Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) sebagai PLP holistik.
Mahasiswa menjalani magang dan asistensi mengajar selama satu semester penuh untuk menginternalisasi kompetensi pedagogi, manajemen kelas, asesmen autentik, pemahaman budaya sekolah, serta keterampilan profesional lainnya. Skema ini menghasilkan calon guru yang lebih matang, reflektif, dan siap memasuki dunia kerja pendidikan.
Penutup
Keseluruhan inovasi ini menegaskan posisi FKIP UNTIRTA sebagai kampus berdampak yang menghadirkan perubahan nyata di sekolah dan masyarakat.
Melalui Pedagogi Pancasila sebagai identitas keilmuan, KKM Transformatif untuk pembentukan kepemimpinan perubahan sosial, serta School Partnership Model sebagai kekuatan jejaring dan layanan akademik, FKIP UNTIRTA berkomitmen melahirkan generasi pendidik unggul yang siap memimpin transformasi pendidikan nasional.**



















