SERANG, PUBLISIA.ID – “Pekerjaan yang paling baik adalah pekerjaan yang juga menjadi hobi.” Ungkapan itu tampaknya menjadi prinsip hidup Dr. Yuli Saputra, S.TP.MM, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Serang. Saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (15/9/2025).
Dengan suasana santai dan bersahabat, Yuli bercerita bagaimana kecintaannya pada dunia penelitian membawanya pada berbagai inovasi di sektor pertanian.
Baginya, hobi bukan sekadar aktivitas pengisi waktu luang. Ia menemukan kepuasan dalam meneliti masalah dan mencari solusi yang bermanfaat bagi petani.
“Kalau hanya mengkritik, masalah tidak selesai. Dengan penelitian, kita bisa menemukan jalan keluarnya,” ujar mantan kepala seksi lahan dan air Dinas Pertanian tahun 2017 ini.
Salah satu hasil pemikirannya adalah Bank Benih Digital (Bank Bengi), program yang memudahkan petani memperoleh benih berkualitas tanpa harus menunggu distribusi yang sering memakan waktu lama. Ide itu lahir dari perhatiannya terhadap keluhan petani yang kerap menerima benih dengan daya tumbuh rendah atau datang terlambat saat lahan sudah siap ditanami.
Di balik kesibukannya, Yuli tetap berusaha dekat dengan dunia yang ia layani. Akhir pekan sering ia gunakan untuk turun ke lapangan, berdialog langsung dengan petani, sekaligus melepas penat.
“Saat kita mendengar keluhan mereka, kita tahu masalah di bawah seperti apa. Dari situ muncul gagasan untuk memperbaiki,” katanya.
Bukan hanya itu, Ia juga gemar berdiskusi dengan kalangan kampus dan akademisi. Menurutnya, dunia pertanian harus terus bergerak mengikuti perkembangan zaman.
“Kita tidak bisa hanya menunggu bantuan. Petani harus diajak berinovasi dan menggali potensi lahan yang ada,” ujarnya.
Ayah empat anak ini menempuh perjalanan panjang sebelum menduduki jabatan sekarang. Ia memulai karier di Kabupaten Serang pada 2015 sebagai kepala UPTD pertanian kecamatan Petir, kemudian dipercaya menempati beberapa posisi strategis di bidang pertanian.
Tantangan yang ia hadapi tidak sedikit, namun semangatnya untuk menganalisis masalah dan mencarikan solusi membuatnya terus melangkah.
Baginya, keberhasilan bukan hanya diukur dari capaian angka, tetapi juga dari perubahan pola pikir masyarakat tani. Ia berharap nantinya semakin banyak lahan tidur bisa dimanfaatkan secara produktif.
“Contohnya, lahan yang sudah lama tidak digunakan bisa ditanami jagung. Dalam tiga bulan saja hasilnya sudah terlihat. Kalau lahan itu dibiarkan puluhan tahun, berapa potensi yang hilang?” ujarnya memberi gambaran.
Prinsip Yuli sederhana: ketika pekerjaan dilakukan dengan rasa cinta, hasilnya akan lebih baik. “Kalau kita memposisikan pekerjaan sebagai hobi, kita akan menikmati prosesnya, bukan sekadar mengejar hasil,” tutupnya dengan senyum. (dik)